GRESIK - Sapu lidi buatan masyarakat Desa Karangsemading yang merupakan binaan Koramil 0817/09 Balongpanggang, kini mulai sukses merambah ke pasar internasional. Sapu lidi berbahan daun kelapa ini selain diminati masyarakat lokal, Kalimantan dan Sulawesi, dan saat ini juga mulai diekspor di berbagai Negara, misalnya Brunei Darussalam dan timor leste, Kamis (7/7/2022).
Kerajinan sapu lidi mulai dipasarkan dengan harga Rp. 5.500 hingga Rp. 7.000 perbijinya, tergantung dengan ukuran dan jumlah yang diminati para konsumen, misalnya saja usaha UMK atau Home Industri milik Bpk. Naim yang setiap harinya mampu membuat 1500 biji yang siap dikirim ke berbagai lokasi.
Desa Karang Semanding merupakan wilayah binaan Serma Nofi Agus yang merupakan Babinsa Koramil 0817/09 Balongpanggang, setiap harinya Serma Nofi Agus selalu berinteraksi bersama masyarakat, sehingga perkembangan situasi dan kondisi masyarakat binaan selalu terpantau olehnya.
Baca juga:
Kenangan Terindah Peserta AKS TNI AD 2022
|
Serma Nofi Agus mengatakan, dampak pandemi tidak menyurutkan masyarakat Desa Karangsemading untuk bertahan dan terus mengais rejeki dengan berbagai kerajinan, salah satunya kerajinan sapu lidi yang saat ini banyak diminati konsumen dan bisa menembus pasar internasional.
“Kami harap kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk ikut mensuport dan mambantu usaha kreatif masyarakat, sehingga bantuan yang diberikan dapat membantu dan meningkatkan perekoomian masyarakat khsusunya di wilayah Balongpanggang.” tuturnya.
“Degan dukungan Pemerintah kepada masyarakat kreatif dan usaha mikro, misalnya pengrajin sapu lidi yang ada di desa Karangsemanding, dapat mengurangi angka pengangguran dan mengaktifkan semangat masyarakat untuk mendapatkan rejeki dimasa pandemi.” tuturnya.
Dilokasi yang sama, M. Naim pemilik usaha kerajinan sapu lidi menyampaikan dampak pandemi covid-19 sangat mempengaruhi dalam segi perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, " jelasnya.
“Akibat Pandemi, sangat terasa sekali bagi kami masyarakat kecil, sulitnya mencari rejeki, mahalnya bebagai bahan baku sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat termasuk saya, dan Alhamdulillah secara perlahan kami mulai bangkit dan usaha kecil milik kami bisa kembali berjalan bahkan peminatnya tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi kita mulai mengekspor ke beberapa Negara yang lain, dan ini semua juga ada peranan pak Babinsa yang selalu mensuport kami setiap hari untuk tetap semangat hingga saat ini.” tuturnya.
Sambungnya, “Benar kata pak Babinsa semoga Pemerintah pusat maupun daerah segera memberikan support dan bantuan kepada kami, agar kami bisa lebih baik mengembangkan usaha kecil kami, dan yang terpenting dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat kecil.” pungkas Naim. (*)